Minggu, 22 Juni 2014

CUSHING SYNDROME DAN CUSHING DISEASE

Cushing syndrome adalah segala kelainan atau gejala yang muncul ketika tubuh tepapar hormon kortikosteroid dalam dosis tinggi. Kelainan ini dapat terjadi apabila tubuh terlalu banyak mengonsumsi kortisol atau hormon steroid. Dalam keadaan normal tubuh sendiri sudah memproduksi hormon kortikosteroid dalam dosis fisiologis atau normal. Hormon kortikosteroid ini diproduksi oleh kelenjar adrenal yang terletak diatas ginjal.

Penyebab
Penyebab dari cushing syndrome ini dibagi menjadi dua, yaitu penyebab eksogen dan endogen. Penyebab eksogen biasanya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan yang mengandung kortikosteroid seperti obat asma atau obat rematik (radang sendi). Selain obat-obatan, beberapa produk seperti seperti jamu atau herbal ada yang disinyalir mengandung kortikosteroid. Sehingga mengonsumsi produk tersebut secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit ini.
Penyebab endogen oleh karena tubuh itu sendiri yang menghasilkan hormon kortisol secara berlebihan. Penyebab endogen biasanya didasari oleh adanya penyakit lain seperti cushing disease yaitu kelenjar pituitary yang menghasilkan terlalu banyak hormon ACTH, selanjutnya hormone ACTH ini akan merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortikosteroid. Kelenjar pituitary ini terletak di dalam kepala tepatnya di atas batang hidung di dalam dahi. Penyakit cushing disease biasanya disebabkan karena adanya tumor pada kelenjar pituitary tersebut.
Penyebab endogen juga bisa berasal dari tumor pada kelenjar adrenal itu sendiri dan adanya tumor di tempat lain yang dapat memproduksi hormon kortikosteroid (pankreas, thyroid, paru-paru).

Gejala dan Tanda
Gejala dan tanda yang muncul pada pasien dengan cushing syndrome diantaranya
1.       Kegemukan pada tubuh bagian atas (diatas pinggang) dengan lengan dan tungkai yang kurus.
2.       Wajah membulat / tembem, memerah (moon face)
3.       Pada anak-anak terjadi gangguan kecepatan pertumbuhan
4.       Pada kulit bisa terjadi infeksi atau jerawat, terdapat striae warna ungu pada perut, paha, dan, payudara, kulit juga menjadi mudah memar
5.       Pada otot terjadi kelemahan
6.       Pada tulang terjadi nyeri, nyeri tulang punggung, tulang mudah patah
7.       Pada bahu dan tengkuk terdapat timbunan lemak sehingga terlihat tengkuk dan bahu meninggi (buffalo hump)
8.       Pada wanita biasanya terjadi pertumbuhan rambut berlebihan pada wajah, leher, dada, perut dan paha. Ditambah terjadi gangguan siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti
9.       Pada pria terjadi impotensi dan penurunan hasrat seksual
10.   Sering sakit kepala, mudah lelah, peningkatan rasa haus dan sering kencing.
11.   Rasa depresi, cemas, atau perubahan pada perilaku

Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis cushing syndrome diantaranya adalah :
1.       Pemeriksaan gula darah biasanya tinggi
2.       Pemeriksaan hitung sel darah putih tinggi
3.       Pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida tinggi, HDL rendah
4.       Kadar potassium (kalium) dalam darah rendah
5.       Kadar kortisol serum
6.       Kadar ACTH
7.       CT scan abdomen
8.       MRI kelenjar pituitary
9.       Pemeriksaan densitas tulang (dual x-ray absroptiometry (DEXA))
Pemeriksaan penunjang lain yang penting diantaranya
1.       Tes urin 24 jam bebas kortisol
2.       Tes saliva kortisol
3.       Tes darah Low-dose dexamethasone suppression test (LDDST)
4.       Corticotropin releasing hormone stimulation test
5.       Test darah HDDST
Penatalaksanaan pasien dengan cushing syndrome diantaranya adalah
1.       Jika penyebab eksogen : Jika penyebabnya adalah karena konsumsi kortikosteroid yang berlebihan, maka penatalaksanaannya adalah dengan menurunkan dosis kortikosteroid secara bertahap. Penurunan dosis ini harus dilaksanakan dan diprogram langsung oleh dokter.
2.       Jika penyebab endogen : Penyebab endogen berupa tumor membutuhkan penatalaksanaan berupa operasi pada tumor tersebut. Operasi ini sangat diperlukan mengingat penyebab utama harus disingkirkan. Tumor dapat menjadi ganas atau jinak. Jika diperlukan selain operasi juga dilakukan kemoterapi dan radioterapi apabila tidak semua tumor dapat diambil dengan operasi. Dapat pula diberikan steroidogenesis inhibitor atau glukokortikoid antagonis.  Somatostatin analog juga dapat digunakan dalam terapi dan sudah disetujui oleh FDA. Somatostatin analog bekerja dengan mengaktivasi somatostatin reseptor sehingga menurunkan produksi kortikosteroid. Obat-obat penghambat steroidogenesis atau disebut steroidogenesis inhibitor diantaranya metyrapone, trilostane, mifepristone, dan ketoconazole.

Kesimpulan
Cushing syndrome dan cushing disease berbeda berdasarkan penyebabnya. Cushing disease disebabkan oleh tumor pada hipofisis, sedangkan cushing syndrome merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh konsumsi kortikosteroid berlebihan dalam waktu lama dan atau disebabkan oleh cushing disease. Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang laboratorium dan pentalaksanaannya tergantung dari penyebabnya.    

Referensi
1.      Stewart PM, Krone NP. The adrenal cortex. In: Kronenberg HM, Shlomo M, Polonsky KS, Larsen PR, eds. Williams Textbook of Endocrinology. 12th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;2011:chap 15.
2.       McGee S. Cushing syndrome. In: Evidence-Based Physical Diagnosis. 3rd ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Saunders. 2012:chap 13.
3.       Susmeeta TS, Nieman LK. Cushing's syndrome: all variants, detection, and treatment. Endocrinol Metab Clin N Am. 2011;40:379-391
4.       Gail K Adler, MD, PhD. Cushing Syndrome Treatment & Management. Updated 2014. http://emedicine.medscape.com/article/117365-treatment



Tidak ada komentar:

Posting Komentar